Puisi Conie Sema
tak ada sore membawa cerita untuk dibaca. aspal jalan pucat. mata itu
kau biarkan tergeletak di lembar bukumu. menara-menara kota terus
bergerak. berlari. melambai pada silam yang kapan. sebelum pagi
sebelum cahaya menusuk celah rumah. pintu terbuka. berpikir. kapan kau
tiba di bibir jendela. merangkai bunga di dada gadis kehilangan kamar tidur
menitipkan lelaki ke pucuk malam. kita bersama. di musim menyajikan
pesta penuh kebebasan. berdiskusi berhari-hari. melepas lekat waktu. merayuku
berharap mata-mata itu tiba di
halaman terakhir bukumu
pagi berikutnya: kemana mata itu pergi?
langit berhimpit. sulur waktu. pintu kota
shelter di bahu jalan semua terus
menua
pos-pos tak lagi menjaga angin
pagi
berikutnya:
Tuhan, siapa kekasih
baruku itu? setiap senja
kau kirim ke tepi pantai sepanjang lautan
2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar