Jumat, 25 Desember 2020

Eksplanasi Burung-Burung Utara

 











Puisi Conie Sema


kisah pun meniti pintasan benua. laut pun
puisi-puisi itu kaunamai Balcon para migran
yang datang ketika kampung pergi
sepanjang lajur pepohon terbungkus kain saka merah
dilambaikan angin barat menyeret perahu-perahu ke timur
katamu kain itu bergambar wajah leluhurku
bukan Balcon putih pucat di pesisir Sumatera
seperti kecemasan Porto berubah kuning Asia


mitos-mitos menuliskan hikayat samudera
laut pun tubuh renta kau panggil puyang
meniti percakapan panjang Sriwijaya
tenggelam di gugusan kebun dan pabrik industri
 

mitos-mitos melambai coklat Kunming
kadang putih seperti lantai Balcon bergambar utara
bukit hutan sungai muara, lebak Melayu tua usai
ruwat berkepala sapi dan pasar-pasar tumbuh
 
aku mencari dan ingin seseorang. mungkin
perempuan yang setiap pagi kehilangan ibunya
atau puisi mempersepsikan kecemasan di rongga
kepala. kemarahan atas kekalahan, diam-diam
menggelar tontonan melukai sendiri hatinya

mitos-mitos mengirim sandang pangan dari seberang
Balcon, pelangi tua itu. di Batanghari, aku di sini
di ruang ditumbuhi tubuh geosite. pasar-pasar sesak
kelebat burung-burung utara. aku lama mati di sini.


Jambi, Des. 2018
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar