Selasa, 24 Maret 2015

Noktah 

dirimu menjadi pertama setelah aku. tetapi bukan pemilik tafsir sejati. ranting-ranting patah seketika sajakmu terkubur. aku pasti menunggu dahan tumbuh di pohonmu. meski udara semakin sesak dan mengimpit ruang cahaya. sebentar lagi daun jatuh. bukan karena airmata. kita menjadi pertama menisik lubang-lubang tersobek waktu. harusnya dipahami, kita hampir melewati batas kenyataan. biarlah dunia menyelesaikan jati dirinya secara bersahaja. -- Conie Sema

Pal 10, Kemiling, September 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar