Selasa, 14 April 2015

Sastra Tutur Rambang-Prabumule

Yos Ilyas (Rie Sigit Tadim)
"jage mulut, sebab mulut atula ye pacak ngajungkan tubo derake."
"jadi pikirkan masak2 nian sebelum ngeluahkan rawatan."


Demikian kutipan slah satu ungkapan kalimat pada pementasan "Kunci Bhatin", sebuah visualisasi sastra tutur etnik Marge Rambang Prabumule, Sumsel, di Gedung Kesenian Jakabaring, Palembang, 11 dan 12 April 2015. Sumatera Selatan memiliki cukup banyak sastra tutur dari berbagai etnis dari tiga tongak budaya masyarakat Pasmah, Komering, dan Palembang. Sastra tutur tersebut berupa guritan, senjang, jelihim, tadut, dan lain-lain. Pentas yang dimotori Yos Ilyas (seniman teater) ini, membuka cakrawala baru sebuah diksi sastra masyarakat Rambang, Prabumulih, yang selama ini belum begitu dikenal oleh masyarakat Sumsel sendiri. 

Pementasan ini menurut Yos, selain mengenalkan sastra tutur dan tradisi budaya masyarakat Rambang, juga bertujuan memotivasi anak-anak muda khususnya asal marga Rambang sendiri agar lebih memahami karya-karya sastra dan budaya kampung kelahirannya. 

"Yang aku fikir sekarang adalah memotivasi adik-adik dulu untuk memahami dan mencintai sastra tutur, semacam regenerasilah begitu, " ujar Yos, yang berencana akan mementasakan guritan, senjang, dan tadut.**

KUNCI BATHIN, pentas sastra tutur Rambang di Gedung Kesenian Jakabaring Palembang, 11-12 April 2015.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar