Laman

Jumat, 25 Desember 2020

Halaman Belakang Buletin Hujan

 




Puisi Conie Sema 

HALAMAN BELAKANG BULETIN HUJAN         

 

kaulembabkan tanah kering

sebatang meranti ditanamkan

runtunan glosarium kata terangkai jengkal batang hujan yang turun pelan saat kau sebut indeks di sisa kemarau ketika bulir embun dicatatkan pada daun di hari melilit kesedihan itu ya hampir kau temukan kata baru menyebut hujan sebagai liris amarah terburai petir sebelum menitir tanah

siapa kau sebut tentu bukan lelaki menjengkelkan yang berlari di derap hujan berpayung menuntunmu ke tepi jalan sembari menggenggamkan puisi di tanganmu dan kau jawab hujan akan berhenti tak ada sesuatu berlebihan untuk dipilih disusun sebagai glosari ketika biji-biji tertidur di tanah lalu berkecambah di sisa hutan usai terbakar

pada kasidah terakhir kaudapatkan kata menyeru tengara menyusun sirkulasi angin dan rongga hujan sejengkal sejengkal sampai puisi-puisi itu bertutur kembali dari gemerutuk panjang derap hujan yang mengingatkan kabut tidak menjadi asap mengingatkan kota-kota yang tenggelam mengingatkan lelaki berzikir meminta-minta hujan


pada kasidah terakhir kaubawa sungai menuju awan bertemu hujan - mungkin epik rebana selalu terjaga tanda sepanjang indeks kata tertanam di halaman belakang

 

2019

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar