Noktah
dirimu menjadi pertama setelah aku. tetapi bukan pemilik tafsir sejati.
ranting-ranting patah seketika sajakmu terkubur. aku pasti menunggu
dahan tumbuh di pohonmu. meski udara semakin sesak dan mengimpit ruang
cahaya. sebentar lagi daun jatuh. bukan karena airmata. kita menjadi
pertama menisik lubang-lubang tersobek waktu. harusnya dipahami, kita
hampir melewati batas kenyataan. biarlah dunia menyelesaikan jati
dirinya secara bersahaja. -- Conie Sema
Pal 10, Kemiling, September 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar