conie sema

Senin, 17 Oktober 2016

The Other Seder - Hofesh Shechter

Diposting oleh Platform #01 di 01.09 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Minggu, 16 Oktober 2016

Hubbard Street 2 in "stop...stop." by Terence Marling

Diposting oleh Platform #01 di 23.50 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

Conie Sema

Conie Sema

Buat Lencana Anda

METRONOME RAWA

METRONOME RAWA
Antologi Puisi, Penerbit Teras Budaya Jakarta, 2021

Arsip Blog

  • ►  2022 (1)
    • ►  Maret (1)
  • ►  2021 (4)
    • ►  Desember (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (8)
    • ►  Desember (8)
  • ►  2019 (9)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Maret (7)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (16)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (3)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (15)
    • ►  Januari (5)
  • ▼  2016 (13)
    • ►  Desember (2)
    • ▼  Oktober (2)
      • The Other Seder - Hofesh Shechter
      • Hubbard Street 2 in "stop...stop." by Terence Marling
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (4)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2015 (38)
    • ►  November (2)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (17)

MUSIM SEMI PRAHA

MUSIM SEMI PRAHA
Musim Semi Praha adalah sebuah periode pembebasan politik di Cekoslowakia pada era dominasi Uni Soviet ke atasnya setelah Perang Dunia II. Periode ini bermula pada 5 Januari 1968, ketika kaum reformis Slowakia Alexander Dubček memegang kekuasaan, dan berlanjut hingga 21 Agustus ketika Uni Soviet dan anggota-anggota sekutu Pakta Warsawa menyerang negara itu untuk menghentikan proses reformasi. Musim Semi Praha dilegitimasi pemerintahan Cheko sebagai gerakan reformis untuk melemahkan sosialisme Chekoslovakia. Peristiwa 1968 di Republik Chekoslovakia digerakkan oleh para pekerja industrial, dan secara eksplisit diprakarsai unionis Cheko sebagai revolusi untuk kuasa pekerja.

Sebuah Musim

Sebuah Musim
Milan Kundera

Lahir di Palembang, pada masa paceklik, lima bulan menjelang "kudeta" terhadap Presiden Soekarno.Me

Platform #01
Lihat profil lengkapku

CAKRAWALA

MANIFESTO MARXIS

MANIFESTO  MARXIS
Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.

Kolaborasi Engels & Marx

Kolaborasi Engels & Marx
Friedrich Engels (Barmen, Wuppertal, Jerman, 28 November 1820 - London, 5 Agustus 1895) adalah anak sulung dari industrialis tekstil yang berhasil, sewaktu ia dikirim ke Inggris untuk memimpin pabrik tekstil milik keluarganya yang berada di Manchester, ia melihat kemiskinan yang terjadi kemudian menulis dan dipublikasikan dengan judul Kondisi dari kelas pekerja di Inggris (Condition of the Working Classes in England) (1844) Pada tahun 1844 Engels mulai ikut berkontribusi dalam jurnal radikal yang yang ditulis oleh Karl Marx di Paris. kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang pertama adalah [1] [2] The Holy Family[3] Mereka berdua sering disebut "Bapak Pendiri Komunisme", di mana beberapa ide yang berhubungan dengan Marxisme sudah kelihatan. Bersama Karl Marx ia menulis Manifesto Partai Komunis (1848). Setelah Karl Marx meninggal, ialah yang menerbitkan jilid-jilid lanjutan bukunya yang terpenting Das Kapital.

The Holy Family

The Holy Family
Kolaborasi tulisan Engels dan Marx yang pertama adalah The Holy Family[3] Mereka berdua sering disebut "Bapak Pendiri Komunisme".

Sang Absurdis

ALBERT CAMUS

ALBERT CAMUS
Bapak Absurditas, Albert Camus (dilafazkan sebagai [al'bɛr ka'my]) (lahir di Mondovi (sekarang Deraan), Aljazair, 7 November 1913 – meninggal di Villeblin, 5 Januari 1960 pada umur 46 tahun) adalah seorang penulis/filsuf Perancis kelahiran Aljazair. Seringkali ia digolongkan sebagai seorang penulis eksistensialis, tetapi kemungkinan ia lebih tepat disebut sebagai seorang absurdis. Camus adalah seorang keturunan Spanyol. Pada tahun 1957 ia dianugerahi Penghargaan Nobel dalam Sastra. Ia teman Jean Paul Sartre, seorang sastrawan eksistensialis dan Simone de Beauvoir. Ia meninggal dunia dalam sebuah kecelakaan mobil di Villeblevin pada 5 Januari 1960. Karya terkenalnya antara lain: Le mythe de Sisyphe (1942), L'Étranger (1942), Caligula (1944).

Franklin Diona Roosevelt

Franklin Diona Roosevelt
Franklin Delano Roosevelt (lahir di Hyde Park, New York, 30 Januari 1882 – meninggal di Warm Springs, Georgia, 12 April 1945 pada umur 63 tahun) adalah Presiden Amerika Serikat ke-32 dan merupakan satu-satunya Presiden Amerika yang terpilih empat kali dalam masa jabatan dari tahun 1933 hingga 1945. Ia salah satu tokoh abad ke-20 dan menempati urutan ketiga dalam sejarah kepresidenan Amerika Serikat. Lahir dalam keadaan berkecukupan, ia juga melewati masa-masa sakit yang membuatnya cacat. Ia menempatkan dirinya di barisan depan pendukung reformasi. Keluarga dan teman dekatnya memanggilnya Frank. Untuk warga Amerika, dia akrab dikenal sebagai FDR. Salah satu pencapaian Roosevelt yang terkenal dikarenakan kepemimpinannya membantu Amerika Serikat memulihkan diri dari masa "Depresi Hebat". Dalam perencanaan terhadap Perang Dunia II, dia mempersiapkan AS untuk menjadi "Gudang Senjata Demokrasi" melawan kekuatan Jerman Nazi dan Kekaisaran Jepang, namun aspek-aspek kepemimpinannya, terutama sikapnya terhadap Joseph Stalin yang dipandang naif, telah dikritik oleh beberapa sejarawan. Akhirnya visinya tentang organisasi internasional yang efektif untuk menjaga perdamaian tercapai dengan dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Victor Hugo

Victor Hugo
Victor-Marie Hugo (lahir 26 Februari 1802 – meninggal 22 Mei 1885 pada umur 83 tahun) adalah salah satu penulis aliran romantisme pada abad ke-19 dan sering dianggap sebagai salah satu penyair terbesar Perancis. Karya-karyanya yang paling terkenal adalah novel Les Misérables dan Notre-Dame de Paris. Karya puisinya yang dianggap sangat menonjol diantaranya adalah Les Contemplations dan La Légende des siècles. Walaupun sangat konservatif pada masa mudanya, pada usia tua, ia berpindah ke aliran kiri. Ia menjadi pendukung aliran republikanisme dan Uni Eropa. Hasil karyanya menggambarkan hampir semua isu politik dan sosial, serta kecendrungan artistik pada zamannya.

Les Miserables

Les Miserables
Salah satu komik klasik karya Victor Hugo

Translate

Peta Kekuasaan Sriwijaya Abad ke-10

Peta Kekuasaan Sriwijaya abad ke-10
Salah satu kerajaan besar di Nusantara.

Pramoedya Ananta Toer

Tetralogi Pramudya by Bisri Merduani

Tetralogi Pramudya by Bisri Merduani
”Akhiri saja saya. Bakar saya sekarang!” demikian kalimat terakhir yang muncul pelan dari mulut Pram, beberapa detik saja, menjelang ajal menjemputnya. Pukul 08:55 pagi itu, 30 April 2006, semua menjadi sunyi. Semua menjadi bisu. Sang penulis terpenting Indonesia Abad ke-20 itu, wafat dalam usia 81 tahun. Pramoedya Ananta Toer (lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun), secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing. Bumi Manusia adalah buku pertama dari Tetralogi Buru karya Pramoedya Ananta Toer yang pertama kali diterbitkan oleh Hasta Mitra pada tahun 1980. Buku ini ditulis Pramoedya Ananta Toer ketika masih mendekam di Pulau Buru. Sebelum ditulis pada tahun 1975, sejak tahun 1973 terlebih dahulu telah diceritakan ulang kepada teman-temannya. Setelah diterbitkan, Bumi Manusia kemudian dilarang beredar setahun kemudian atas perintah Jaksa Agung. Sebelum dilarang, buku ini sukses dengan 10 kali cetak ulang dalam setahun pada 1980-1981. Sampai tahun 2005, buku ini telah diterbitkan dalam 33 bahasa. Pada September 2005, buku ini diterbitkan kembali di Indonesia oleh Lentera Dipantara. Buku ini melingkupi masa kejadian antara tahun 1898 hingga tahun 1918, masa ini adalah masa munculnya pemikiran politik etis dan masa awal periode Kebangkitan Nasional. Masa ini juga menjadi awal masuknya pemikiran rasional ke Hindia Belanda, masa awal pertumbuhan organisasi-organisasi modern yang juga merupakan awal kelahiran demokrasi pola Revolusi Perancis. Bumi Manusia bercerita tentang perlawanan tokoh bernama Minke sang revolusioner yang pandau menulis, dan tokoh Nyai Ontosoroh, masa kolonialisme Belanda. uku ini dilarang oleh Kejaksaan Agung tahun 1981, dengan tuduhan mempropagandakan ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme dan Komunisme, walaupun dalam buku ini tidak disebut-sebut sedikit pun tentang ajaran-ajaran Marxisme-Leninisme atau komunisme, yang disebut hanya Nasionalisme. Awalnya Percetakan Ampat Lima yang memproduksi Bumi Manusia diminta agar tidak mencetak terbitan Hasta Mitra. Redaktur media massa ditelepon agar tidak memuat resensi apalagi pujian bagi karya Pramoedya ini. Pada April 1981 beberapa organisasi pemuda bentukan Orde Baru menggelar diskusi yang isinya mengecam karya Pramoedya. Hasil diskusi ini kemudian disiarkan melalui media massa sebagai bukti keresahan masyarakat, modal penting bagi Kejaksaan Agung untuk menetapkan larangan. Suratkabar pendukung Orde Baru seperti Suara Karya, Pelita dan Karya Dharma mulai menerbitkan kecaman terhadap Bumi Manusia dan pengarangnya. Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) yang akan menyelenggarakan pameran buku tahunan, tiba-tiba mengirim surat pembatalan ke alamat Hasta Mitra. Padahal sebelumnya panitia kelihatan sangat bergairah mengajak penerbit itu menjadi anggota dan turut serta dalam kegiatan-kegiatannya. Suratkabar yang semula simpati semakin jarang memberi tempat dan bahkan beberapa tulisan yang siap naik cetak tiba-tiba dibatalkan, hanya karena penulisnya memuji kedua karya Pramoedya. Akhirnya, 29 Mei 1981, Jaksa Agung mengeluarkan SK-052/JA/5/1981 tentang pelarangan Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Dalam surat itu antara lain disebutkan sepucuk surat dari Kopkamtib yang keluar seminggu sebelumnya, dan Rapat koordinasi Polkam tanggal 18 Mei 1981. Pelarangan itu sepenuhnya adalah keputusan politik dan tidak ada kaitannya dengan nilai sastra, argumentasi ilmiah serta alasan-alasan yang dikemukakan sebelumnya. Semua agen dan toko buku didatangi oleh Kejaksaan Agung yang menyita semua eksemplar Bumi Manusia dan Anak Semua Bangsa. Beberapa di antaranya malah mengambil inisiatif menyerahkannya secara sukarela. Tapi sampai Agustus 1981, hanya ada 972 eksemplar yang diterima oleh Kejaksaan Agung, dari sekitar 20.000 eksemplar yang beredar. Bulan September 1981, penerjemah Bumi Manusia ke dalam bahasa Inggris, Maxwell Lane, yang juga staf kedutaan besar Australia di Jakarta, dipulangkan oleh pemerintahnya. Perusahaan Ampat Lima yang mencetak kedua karya pertama juga akhirnya mundur karena tekanan dari Kejaksaan dan aparat keamanan. (dari berbagai sumber)

Euno Park, Tokyo 2009

Euno Park, Tokyo 2009
Bisri Merduani

TAN MALAKA

TAN MALAKA
Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka (lahir di Nagari Pandan Gadang, Suliki, Sumatera Barat, 19 Februari 1896 – meninggal di Desa Selopanggung, Kediri, Jawa Timur, 16 April 1949 pada umur 53 tahun[1]) adalah seorang aktivis pejuang nasionalis Indonesia, seorang pemimpin komunis, dan politisi yang mendirikan Partai Murba. Pejuang yang militan, radikal dan revolusioner ini banyak melahirkan pemikiran-pemikiran yang berbobot dan berperan besar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Dengan perjuangan yang gigih maka ia dikenal sebagai tokoh revolusioner yang legendaris.

www.conie-sema.blogspot.com

Sebuah Ide

Anarkhisme

Etimologi
Anarkisme berasal dari kata dasar "anarki" dengan imbuhan -isme. Kata anarki merupakan kata serapan dari anarchy (bahasa Inggris) atau anarchie (Belanda/Jerman/Perancis), yang berakar dari kata bahasa Yunani, anarchos/anarchein. Ini merupakan kata bentukan a- (tidak/ tanpa/ nihil/ negasi) yang disisipi /n/ dengan archos/archein (pemerintah/kekuasaan atau pihak yang menerapkan kontrol dan otoritas - secara koersif, represif, termasuk perbudakan dan tirani); maka, anarchos/anarchein berarti "tanpa pemerintahan" atau "pengelolaan dan koordinasi tanpa hubungan memerintah dan diperintah, menguasai dan dikuasai, mengepalai dan dikepalai, mengendalikan dan dikendalikan, dan lain sebagainya". Bentuk kata "anarkis" berarti orang yang mempercayai dan menganut anarki, sedangkan akhiran -isme sendiri berarti paham/ajaran/ ideologi.
"Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa pemerintahan. Ia dimulai di antara manusia, dan akan mempertahankan vitalitas dan kreativitasnya selama merupakan pergerakan dari manusia" (Peter Kropotkin)

"Penghapusan eksploitasi dan penindasan manusia hanya bisa dilakukan lewat penghapusan dari kapitalisme yang rakus dan pemerintahan yang menindas" (Errico Malatesta)
Teori politik
Anarkisme adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para Anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Atau, dalam tulisan Bakunin yang terkenal:
"kebebasan tanpa sosialisme adalah ketidakadilan, dan sosialisme tanpa kebebasan adalah perbudakan dan kebrutalan."

Pierre Joseph Proudhon

Pierre-Joseph Proudhon
Pierre-Joseph Proudhon, adalah pemikir yang mempunyai pengaruh jauh lebih besar terhadap perkembangan anarkisme; seorang penulis yang betul-betul berbakat dan ‘serba tahu’ dan merupakan tokoh yang dapat dibanggakan oleh sosialisme modern. Proudhon sangat menekuni kehidupan intelektual dan sosial pada zamanya, dan kritik-kritik sosialnya didasari oleh pengalaman hidupnya itu. Di antara pemikir-pemikir sosialis pada zamannya, dialah yang paling mampu mengerti sebab-sebab penyakit sosial dan juga merupakan seseorang yang mempunyai visi yang sangat luas. Dia mempunyai keyakinan bahwa sebuah evolusi dalam kehidupan intelektual dan sosial menuju ke tingkat yang lebih tinggi harus tidak dibatasi dengan rumus-rumus abstrak.

Proudhon bukanlah seorang komunis. Dia mengecam hak milik sebagai hak untuk mengeksploitasi, tetapi mengakui hak milik umum alat-alat untuk ber produksi, yang akan dipakai oleh kelompok-kelompok industri yang terikat antara satu dengan yang lain dalam kontrak yang bebas; selama hak ini tidak dipakai untuk mengeksploitasi manusia lain dan selama seorang individu dapat menikmati seluruh hasil kerjanya. Jumlah waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk memproduksi sebuah benda menjadi ukuran nilainya dalam pertukaran mutual. Dengan sistem tersebut, kemampuan kapital untuk menjalankan riba dimusnahkan. Jikalau kapital tersedia untuk setiap orang, kapital tersebut tidak lagi menjadi sebuah instrumen yang bisa dipakai untuk mengeksploitasi

Mikhael Bakunin
Mikhail Bakunin 1814-1876
Tokoh utama kaum anarkisme adalah Mikhail Bakunin, seorang bangsawan Rusia yang kemudian sebagian besar hidupnya tinggal di Eropa Barat. Ia memimpin kelompok anarkis dalam konverensi besar kaum Sosialis sedunia (Internasionale I) dan terlibat pertengkaran dan perdebatan besar dengan Marx. Bakunin akhirnya dikeluarkan dari kelompok Marxis mainstream dan perjuangan kaum anarkis dianggap bukan sebagai perjuangan kaum sosialis. Sejak Bakunin, anarkisme identik dengan tindakan yang mengutamakan kekerasan dan pembunuhan sebagai basis perjuangan mereka. Pembunuhan kepala negara, pemboman atas gedung-gedung milik negara, dan perbuatan teroris lainnya dibenarkan oleh anarkhisme sebagai cara untuk menggerakkan massa untuk memberontak.

Mikhail Bakunin merupakan seorang tokoh anarkis yang mempunyai energi revolusi yang dashyat. Bakunin merupakan ‘penganut’ ajaran Proudhon, tetapi mengembanginya ke bidang ekonomi ketika dia dan sayap kolektivisme dalam First International mengakui hak milik kolektif atas tanah dan alat-alat produksi dan ingin membatasi kekayaan pribadi kepada hasil kerja seseorang. Bakunin juga merupakan anti komunis yang pada saat itu mempunyai karakter yang sangat otoritar.

Pada salah satu pidatonya dalam kongres ‘Perhimpunan Perdamaian dan Kebebasan’ di Bern (1868) dia berkata:

Saya bukanlah seorang komunis karena komunisme mempersatukan masyarakat dalam negara dan terserap di dalamnya; karena komunisme akan mengakibatkan konsentrasi kekayaan dalam negara, sedangkan saya ingin memusnahkan negara --pemusnahan semua prinsip otoritas dan kenegaraan, yang dalam kemunafikannya ingin membuat manusia bermoral dan berbudaya, tetapi yang sampai sekarang selalu memperbudak, mengeksploitasi dan menghancurkan mereka.


Bakunin dan anarkis-anarkis lain dalam First International percaya bahwa revolusi sudah berada di ambang pintu, dan mengerahkan semua tenaga mereka untuk menyatukan kekuatan revolusioner dan unsur-unsur libertarian dalam dan di luar First International untuk menjaga agar revolusi tersebut tidak ditunggangi oleh elemen-elemen kediktatoran. Karena itu Bakunin menjadi pencipta gerakan anarkisme modern. Peter Kropotkin adalah seorang penyokong anarkisme yang memberikan dimensi ilmiah terhadap konsep sosiologi anarkisme.
Anarkisme model Bakunin, tidaklah identik dengan kekerasan. Tetapi anarkisme setelah Bakunin kemudian berkembang menjadi sebuah gerakan yang menjadikan kekerasan sebagai jalur perjuangan mereka. Dan puncaknya adalah timbulnya gerakan baru yang juga menjadikan sosialisme Marx sebagai pandangan hidupnya, yaitu Sindikalisme, gerakan ini menjadikan sosialisme Marx dan anarkisme Bakunin sebagai dasar perjuangan mereka. Bahkan gerakan mereka disebut Anarko-Sindikalisme. (Sumber: Wikipedia Indonesia.)

Laman

  • Beranda

DULMULUK, TEATER RAKYAT YANG TERPINGGIRKAN

DULMULUK, TEATER RAKYAT YANG TERPINGGIRKAN
Dulmuluk merupakan seni teater tradisional atau semacam drama sastra yang berkembang di Sumatera Selatan (Sumsel), terutama di Palembang. Seiring jaman, kesenian ini mulai ditinggalkan penggemarnya. Pementasan Dulmuluk selalu sepi penonton, kesenian ini pun makin terpinggirkan. Kegiatan budaya dan keramaian di masyarakat, sudah tergantikan oleh OT (organ tunggal). Dibutuhkan gerakan bersama seniman dan pemerintah, merevitalisasi warisan tak benda ini, agar keberadaannya tidak musnah dan dilupakan generasi mendatang.) Dulmuluk berawal dari kitab Kejayaan Kerajaan Melayu yang selesai ditulis pada 2 Juli 1845, yang berjudul Syair Abdul Muluk. Ada 2 pendapat penulis kitab ini yaitu Raja Ali Haji bin Raja Achmad dari Pulau Penyengat Indra Sakti (Riau)- versi DR. Philipus Pieter Voorda Van Eysinga (seorang hakim di Batavia) sedangkan versi Von de wall menyebut Saleha, sepupu raja Ali Haji. Teater Dulmuluk sampai sekarang ini telah menjiwai dalam kehidupan masyarakat Sumatera Selatan. Teater Dulmuluk itu sendiri adalah teater tradisional Sumatera Selatan yang lahir di Kota palembang. Awal mula terbentuknya teater ini adalah berupa pembacaan syair oleh Wan Bakar yang membacakan tentang syair Abdul Muluk disekitar rumahnya di Tangga Takat 16 Ulu pada tahun 1854. Agar lebih menarik pembacaan syair kemudian disertai dengan peragaan oleh beberapa orang ditambah iringan musik gambus dan terbangan. Acara itu menarik minat masyarakat untuk datang berkumpul. Pada tahun 1860 syair ”Kejayaan Kerajaan Melayu” juga diterbitkan di Singapore dalam bahasa Melayu oleh Syaidina dan Haji M. Yahya. Pada tahun 1893 Dr. Philipus mencetak kembali dengan menggunakan bahasa Latin, diterbitkan oleh Tijschrift Van Nederlands India di Roterdam. Kemudian muncul sebuah buku yang diterbitkan oleh De Burg Amsterdam dengan judul ”Syair Abdul Muluk”, dalam buku ini banyak mengalami perubahan-perubahan seperti : Berbahan menjadi Berhan, Siti Arohal Bani menjadi Siti Roha, Abdul Roni menjadi Abdul Gani dan sebagainya. Perubahan tersebut karena penyesuaian ejaan waktu itu (genre) Kesenian Dulmuluk telah bertahan cukup lama dan telah menjadi semacam ekspresi estetik masyarakat dalam tiap-tiap daerah atau suku yang tersebar di seantero Sumatera Selatan. Sejalan dengan itu, kesadaran sosial budaya masyarakat pun semakin menguat, bahwa upaya mempertahankan keberadaan berbagai gendre tradisi lisan di Sumatera Selatan, khususnya Dulmuluk merupakan salah-satu bentuk semangat kolektif, sekaligus menjadi bagian dari harga diri dan identitas masyarakat di daerah ini sampai sekarang ini masih tetap eksis. (Sumber: Balitbangnovda Sumatera Selatan, Registrasi Warisan Budaya Tak Benda)
Tema Sederhana. Gambar tema oleh Bim. Diberdayakan oleh Blogger.